Halaman

Apakah ini bermanfaat untuk anda?

Sabtu, 03 Maret 2012

Indonesia Menjadi Negara Maju dalam 20 Tahun.

Para ilmuwan Indonesia yang berada diluar negeri pada tanggal 16 hingga 18 Desember 2010 mengadakan hajatan besar dalam Indonesia Summit 2010; Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4). Acara yang dibuka oleh Wakil Presiden RI, Budiono di Istana Wakil Presiden ini menghadirkan ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang berada diluar negeri untuk memberikan masukan dari berbagai bidang untuk kemajuan Indonesia.

Dalam sambutannya, Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal mengatakan, “saat ini ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang berada diluar diluar negeri akan berdiskusi dengan ilmuwan-ilmuwan dalam negeri untuk membahas dan menganalisa situasi serta kondisi Indonesia dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk kemajuan Indonesia.”

Ada 11 cluster keilmuan seperti kedokteran dan bioteknologi, energy, informatika dan elektroteknik, pendidikan, pengembangan wilayah dan lingkungan, rekayasa industry dan robotika, ilmu sosial, humaniora dan ilmu kemanusiaan, percepatan pembangunan ekonomi, inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta teknologi dan ketahanan pangan.

“Dari hasil diskusi di masing-masing cluster, saya berharap akan bersinergi dengan lmuwan-ilmuwan Indonesia yang ada di dalam negeri dan melakukan kemitraan secara terus menerus agar proses transformasi keilmuwan dapat berlangsung dengan cepat” kata Fasli.

Sekertaris Jenderal I-4, Achmad Adhitya, Ph.D menjelaskan bahwa lahirnya I-4 tak lepas dari keinginan para pelajar yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) yang ada di seluruh dunia untuk mengumpulkan para ilmuwan yang berasal dari Indonesia dalam satu forum untuk bisa saling sharing dan berbagi satu sama lain dengan spirit kebersamaan dan nasionalisme.

“Indonesia Summit 2010 telah berhasil mengundang 62 orang ilmuwan di luar negeri dan sekitar 260-an ilmuwan dalam negeri untuk berdiskusi dalam cluster-cluster” ujar Adhitya yang juga sebagai ketua panitia International Summit 2010.

I-4 bukanlah akhir namun awal dari sejarah, lanjut Adhitya, I-4 akan menjadi forum komunikasi yang intensif dan efektif antara ilmuwan Indonesia yang ada di luar negeri dan dalam negeri untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.

Beberapa ilmuwan Indonesia yang hadir di Auditorium Gedung Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini adalah Prof Iwan Jaya Aziz dari Cornell University, Prof 4Dr Ken Soetanto dari Waseda University, Prof Juliana Sutanto dari ETH Zurich, Prof Yow Pin Lim dari Brown University, Prof Nelson Tansu dari Lehigh University, Prof Deden Rukmana dari Savannah State University, Prof Darwis Khudori dari Le Havre University, Prof Khoirul Anwar dari Japan Advanced Institute of Science and Technologi dan banyak lagi.

Acara yang dihadiri sekitar 474 undangan ini merupakan ajang ‘pulang kampung’ para ilmuwan Indonesia yang berada siluar negeri untuk membicarakan lengkah strategis pembangunan bangsa untuk mencari titik temu solusi permasalahan di setiap bidang bersama para ilmuwan Indonesia yang ada didalam negeri.

Dr. Nasir Tamara selaku Ketua Umum I-4 mengatakan, “Ada sekitar 2000 orang Indonesia yang berkarir di luar negeri namun saat ini kami baru mengumpukan 850 orang dengan kriteria selain harus berada di luar negeri juga bekerja di perusahaan internasional dan memiliki gelar Ph.D.”

Nasir menambahkan bahwa I-4 akan membuat role map pengetahuan untuk mendukung rencana pemerintah dengan kontribusi keilmuwan dari para ilmuwan Indonesia di luar negeri yang berkolaborasi dengan ilmuwan yang ada di dalam negeri.

“Kalau kepada konsultan asing kita harus membayar, dengan ilmuwan Indonesia pemerintah tidak perlu ada pembayaran. Ini merupakan bentuk sumbangsih anak negeri kepada bangsanya untuk kemajuan bersama” tambah Nasir.

I-4 bekerja sama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, komite ekonomi nasional, komite inovasi nasional, ahli profesi di bidang keilmuan, universitas negeri dan swasta serta institusi-institusi swasta seperti Kadin, Hipmi, BUMN dan lain sebagainya.

“Sejarah baru dimulai dari sini” ujar Nasir. I-4 merupakan pertemuan awalan dari sebuah komunikasi intensif antar ilmuwan Indonesia baik yang berada di dalam maupun di luar negeri untuk mendorong terciptanya ide-ide baru sebagai sebuah akselerasi pembangunan bangsa.

Sebagai wadah, I-4 memiliki misi untuk mengakomodasi dan mengorganisasikan seluruh potensi ilmuwan Indonesia diseluruh dunia dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kualitas sumber daya manusia demi kemajuan Indonesia.

Prof Nelson Tansu mengungkapkan bahwa untuk menjadi negara maju tidak butuh waktu 100 tahun, “kita akan buat Indonesia menjadi negara maju dalam kurun 20 tahun” kata Nelson dengan nada optimis.

Nelson mencontohkan negara-negara seperti korea selatan, hongkong dan china. “Indonesia punya potensi untuk menjadi negara maju, untuk tahap awalnya kita akan mencapai standar Singapore sebelum mencapai standar eropa” ujarnya.

Tidak butuh waktu lama untuk menjadi negara maju, lanjut Nelson, kita bisa belajar dari Korea Selatan, Jepang dan Hongkong yang menjadi negara maju dalam kurun 20-25 tahun.

“Mereka adalah masa depan bangsa kita” ujar Fasli mengutip kata Wapres Budiono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar